Only women understand women~

by - 10.00


Mungkin ini kegiatan rutin bagi kita orang baru yang baru bertemu. Aku rasa tepatnya bagi orang yang rindu masa lalu. Bisa juga, karena cerita ini simbiosis mutualisme. Aku ingin mendengar dan didengarkan, begitu juga sebaliknya teman kita.
Menceritakan masa lalu adalah pilihan terbaik untuk menghabiskan waktu. Merefleksikan nilai-nilai perilaku yang sekarang kita bisa nilai baik, buruk, gokil, terlalu polos atau bahkan jatuhnya malu-maluin. Iya ngga sih?
Entah kita cerita kejadian senang, sedih, horor, lucu, malu-maluin di keluarga, Zaman SMA, SMP, SD lah yang sebenernya ga informatif buat temen kita. Lucu ngga sih, ngeliat temen kita atau kita sendiri ekspresif banget, heboh banget kadang juga mendadak sendu sampe temen kita ngikutin mimiknya. Dan akhirnya saling menyalahkan karena kebius waktu. Ngga nyangka sampe 3 jam secara bergantian mengisi cerita kaya acara talkshow, ada sesi tanya jawablah apalah. Tinggal didiawali dengan Basmallah dan diakhiri Hamdalah biar berkah. Haha
By the way, sebenernya ga salah juga ya nglakuin kaya gini (yang dibilang ini rutinitas yang buang waktu, hanya perempuan yang paham kebenarannya #tsaaah). Pada hakikatnya itu sarana seseorang untuk memaksa dirinya mengingat kembali pencapaian yang pernah didapat, peraturan yang dilanggar, akibat dari perilakunya. Kiranya banyak hikmah yang bisa transfer value dan transfer knowledge, tergantung bagaimana menyikapi. Terkadang memang masa lalu itu perlu ditertawakan agar hidup tidak selalu tentang keseriusan. Inilah uniknya perempuan mendekatkan sesuatu yang jauh dengan cara yang lebih hangat dan menyenangkan.

You May Also Like

4 komentar