Only women understand women~
Mungkin
ini kegiatan rutin bagi kita orang baru yang baru bertemu. Aku rasa tepatnya
bagi orang yang rindu masa lalu. Bisa juga, karena cerita ini simbiosis
mutualisme. Aku ingin mendengar dan didengarkan, begitu juga sebaliknya teman
kita.
Menceritakan
masa lalu adalah pilihan terbaik untuk menghabiskan waktu. Merefleksikan nilai-nilai
perilaku yang sekarang kita bisa nilai baik, buruk, gokil, terlalu polos atau
bahkan jatuhnya malu-maluin. Iya ngga sih?
Entah
kita cerita kejadian senang, sedih, horor, lucu, malu-maluin di keluarga, Zaman
SMA, SMP, SD lah yang sebenernya ga informatif buat temen kita. Lucu ngga sih,
ngeliat temen kita atau kita sendiri ekspresif banget, heboh banget kadang juga
mendadak sendu sampe temen kita ngikutin mimiknya. Dan akhirnya saling
menyalahkan karena kebius waktu. Ngga nyangka sampe 3 jam secara bergantian mengisi
cerita kaya acara talkshow, ada sesi tanya jawablah apalah. Tinggal didiawali
dengan Basmallah dan diakhiri Hamdalah biar berkah. Haha
By the way,
sebenernya ga salah juga ya nglakuin kaya gini (yang dibilang ini rutinitas
yang buang waktu, hanya perempuan yang paham kebenarannya #tsaaah). Pada
hakikatnya itu sarana seseorang untuk memaksa dirinya mengingat kembali
pencapaian yang pernah didapat, peraturan yang dilanggar, akibat dari
perilakunya. Kiranya banyak hikmah yang bisa transfer value dan transfer
knowledge, tergantung bagaimana menyikapi. Terkadang memang masa lalu itu
perlu ditertawakan agar hidup tidak selalu tentang keseriusan. Inilah uniknya perempuan mendekatkan sesuatu yang jauh dengan cara yang lebih hangat dan menyenangkan.
4 komentar
Izin gelar tikar, Mbak Zul :)
BalasHapushahaha boleh, dengan senang hati :v
HapusMampir ah... Jangan lupa mampir juga di kickjose.wordpress.com :)
BalasHapussiap :)
Hapus