Mendustakan Rembulan
"Siapa
yang selalu melihat rembulan selalu ditemani oleh bintang disetiap malam ?", aku bertanya kepada kalian semua.
Aku selalu suka malam. Ketika
langit diatas sana mendung, seringkali bintang tak menjumpai rembulan. Aku tak pernah
tau alasan bintang yang suka mengumpat dibelakang awan.
Padahal
rembulan tak pernah lelah untuk menunggu bintang membersamainya. Meski ia harus
mengalami fase-fase perubahan dari bulan baru, bulan sabit, maupun bulan
purnama. Ia tetap saja berotasi mengelilingi bumi. Memancarakan radar cahaya
untuk menghibur hati pujangga yang sepi.
Malam
ini, rembulan perlahan ditutupi awan hitam pekat. Hampir sisi-sisi yang
memancarkan cahayanya tak mampu dipandang lagi. Lantas apakah ini laksana
perumapamaan sebuah kepercayaan yang dinodai dengan kenistaan? . Melihatnya pun
aku sakit, entahlah !
Tenang
kawan, ini hanya sekedar sangkaan. Bisa jadi yang aku maksudkan tidak benar,
bintang tak pernah mendustakan rembulan. Barangkali pertemuan antara rembulan
dan bintang adalah keenganan untuk hujan, yang selalu memisahkan mereka dalam
bingkai malam. Karena cinta bintang dan rembulan adalah cinta yang penuh dengan
perlawanan.
0 komentar