Aku Malu

by - 08.46

Hal yang paling memalukan ialah bertatap dengan sesama ciptaan-Nya tapi aku tak banyak bermanfaat bagi sesama..
Rasanya payau ketika aku memaksakan diri seperti matahari, yang diawal pagi memberikan 'harapan', bagi tiap insan dalam benaknya.. Begitu pula dipenghujung hari ia elok sekali, mengubah paradigma perpisaan dengan keindahan senja yg melihatnya pun mengisakkan kerinduan.. Entalah kerinduan kepada siapa! !
Lantas, bergegas tanpa basa-basi, dengan teratur ia menjauh-menenggelamkan diri, seakan ada tangga yg ia naiki, 1..2..3..4.. irama itu terasa.. membius insan yg ditinggalkan. Detik inilah yang menjadi teriakan insan membumbung tinggi kelangit "aaahh!" begitulah kiranya, mengisyaratkan penyesalan yg dalam. Rasanya memang tak mau berpisah, apalah daya pertemuan ialah tali-kasih perpisahan.
.
Jujur!! Aku belum mampu (rasanya gagap mengatakan ini).
.
Sungguh!
Aku belum mampu laksana Matahari yang sinarnya mampu menelisik keseluruh penjuru negeri, tanpa pamrih ia menghangatkan tanpa mengutamakan perbedaan. Ketika ia tak diizinkan Tuhan untuk menyapa dunia, ia menghapus kekecewaan insan dengan hujan..
.
Aku hanya bisa menunduk, merenungi diri yg masih tertatih menuju surgawi.
.
.
Ah benar-benar.. aku suka pertunjukan matahari diawal dan penghujung hari~
26/08/16
-Romansa Sudut Jogja-
"Aku Malu"
yg ku rindukan, Mushola lt.2 FITK 


You May Also Like

0 komentar